Universitas Gunadarma

Kamis, 22 November 2012

Lapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat Dalam Ilmu Sosial (Dalam Masyarakat / Budaya)

Lapisan Sosial
Lapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

Pengertian
Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa lapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.

Dasar-dasar pembentukan lapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan lapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem lapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem lapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem lapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem lapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.


Persamaan Derajat
persamaan derajat  yaitu suatu pengakuan bahwa setiap manusia itu sama. Tidak dibedakan atas warna kulit, suku, agama, atau bahkan kecacatan fisik. Tetapi, secara kita tidak sadari bahwa dalam kehidupan kita bermasyarakatan ada suatu pengelompokan golongan-golongan masyarakat. Dari pengelompokkan tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan yang sosial yang membagi masyarakat yang sering disebut lapisan sosial. Lapisan masyarakat ini biasanya dipengaruhi oleh keadaan hidup masyarakat, contohnya masyarakat perkotaan. Masyarakat kota akan dihargai apabila memiliki rumah dan mobil mewah, berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan akan lebih dihargai apabila memiliki hektaran sawah didesanya. Selain itu pula lapisan sosial ini membuat masyarakat akan ber etika sesuai dengan lapisan sosial, contohnya lapisan sosial orang menengah keatas akan lebih memperhatikan prilaku mereka dibandingkan masyarakat lapisan sosial bawah. Tentunya hal itu tersebut terjadi karena adanya lapisan sosial.



Permasalahan Sosial dalam Ruang Lingkup Individu, Keluarga dan Masyarakat.

-->
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.


1.Permasalahan Sosial dalam Ruang Lingkup Individu
Permasalahan sosial dalam ruang lingkup individu pada umunya terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar, baik pengaruh positif maupun negatif. Masalah sosial dalam ruang lingkup individu juga terkadang timbul pada seorang individu yang kurang terbuka atau tertutup terhadap dirinya sendiri kepada orang lain. Masalah sosial yang timbul dalam ruang lingkup individu harus segera diatasi, karena individu lain dapat terpengaruh oleh individu tersebut. Masalah sosial dalam ruang lingkup individu dapat di atasi dengan nasihat, curhat, introspeksi ataupun motivasi yang membangun mental seorang individu menjadi lebih baik dan bersifat positif.

2.Permasalahan Sosial dalam Ruang Lingkup Keluarga
Keluarga merupakan satuan terkecil dalam masyarakat yang terbentuk atas dasar perkawinan dan memiliki hubungan darah. Dalam satu keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak, yang bisa kita sebut dengan keluaga inti(nuclear family). Di dalam kehidupan keluarga tentu saja ada hambatan atau masalah-masalah dalam menjalankannya dan itu tidak dapat dipunkiri lagi.
Masalah-masalah ini terjadi karena disebabkan adanya unsur atau aturan-aturan tertentu yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga dampak yang terjadi adalah rasa kekecewaan dan penyesalan. Masalah sosial dalam keluarga dapat diklasifikasikan atas dasar faktor ekonomi, faktor biologis, dan faktor psikologi. Berikut adalah penjelasannya.
·         Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi biasanya menjadi masalah utama dalam keluarga. Misalnya kemiskinan, yang sampai saat ini masih sulit diberantas oleh negara kita ini. Karena kemiskinan orang rela melakukan apa saja demi mendapatkan sesuap nasi untuk bertahan hidup. Dan pada akhirnya bisa menjerumuskan dirinya pada tindakan kriminal. Lalu bagi mereka yang memiliki pekerjaan tetapi masih sulit untuk memenuhi kebutuhannya karena pendapatannya yang rendah. Dalam masalah ini setiap orang harus berfikir positif dan meningkatkan keahliannya dalam pekerjaan.
·         Faktor Biologis
Masalah yang ada dalam faktor biologis adalah masalah perceraian. Sedangkan perceraian itu dapat memberikan dampak negatif dan merugikan orang lain. Contohnya orang tua yang bercerai akan memberikan dampak bagi sang anak. Apalagi dimana sang anak belum mengerti apa-apa. Ini dapat menimbulkan pertanyaan bagi sang anak, kenapa orang tuanya bercerai. Dalam masa ini sang anak seharusnya mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Bagi para orang tua masalah ini seharusnya diperhatikan, agar tidak berdampak buruk pada kepribadian sang anak.
·         Faktor Psikologi
Faktor psikologi sangat erat kaitannya dengan masalah anak. Contohnya sifat otoriter orang tua. Ini dapat memberikan tekanan mental dan ketakutan bagi sang anak. Dalam keluarga, orang tua memiliki peran utama untuk membentuk kepribadian pada anak yang bertujuan untuk menghasilkan kepribadian yang baik. Sifat otoriter yang berlebihan akan menimbulkan konflik dalam diri anak, terutama di dalam masyarakat modern yang semakin dinamis, anak tidak dapat membentuk sikap mandiri dalam bertindak sesuai dengan peranan yang harus di jalankan. Bila peran orang tua tidak berjalan sesuai dengan semestinya, maka dapat menimbulkan sang anak untuk terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif atau menyimpang. Oleh karena itu, sebaiknya sang anak harus diberikan pengertian yang mendalam untuk memiliki pergaulan yang bersifat positif.

3.Permasalahan Sosial dalam Ruang Lingkup Masyarakat
Berikut ini ada beberapa contoh permasalahan sosial dalam ruang lingkup masyarakat Indonesia dan butuh penanganan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat.
  1. Kemisikinan
    Meski saat ini angka pertumbuhan ekonomi bangsa kita terus menunjukan grafik kenaikan namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat di sekitar kita yang hidupnya masih berada di bawah standar yang layak. Ini menjadi masalah sosial yang bisa kita temukan dengan mudah baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.
  2. Lapangan kerja
    Masalah sosial yang satu ini bisa mendorong timbulnya masalah lain yang tidak kalah seriusnya yaitu meningkatnya angka kriminalitas, kehidupan suatu keluarga yang tidak harmonis, rasa frustasi dan lain lain. Hal ini juga menjadi urusan yang butuh penanganan serius.
  3. Kesenjangan sosial
    Masalah sosial ini juga bisa menimbulkan efek yang lain. Misalnya terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara orang yang mampu dan kelebihan harta serta orang yang hidupnya selalu dalam kondisi yang pas pasan saja. Hal ini bisa menimbulkan rasa kecemburuan yang tinggi sehingga menghilangkan rasa persaudaraan di masyarakat.
  4. Kemacetan lalu lintas
    Masalah sosial yang satu ini lebih sering terjadi terutama di kota-kota besar. Padahal efek dari kemacetan ini juga bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar. Misalnya karena harus antri di keramaian lalu lintas orang akan kehilangan waktu untuk bekerja atau kegiatan lain yang bersifat produktif.
  5. Disiplin yang kurang
    Hal ini menjadi masalah sosial yang paling punya pengaruh terhadap kemajuan suatu wilayah atau negara. Namun untuk menangani masalah yang satu ini memang dibutuhkan kerja keras dan waktu yang cukup lama. Karena untuk menghilangkan problem yang kadangkala sudah menjadi budaya ini butuh pemahaman yang cukup dalam warga.

Jumat, 02 November 2012

HUBUNGAN PENDUDUK,MASYARAKAT,DAN KEBUDAYAAN TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL


Hubungan Penduduk terhadap Perkembangan Sosial
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin hari menunjukkan,perkembangan yang pesat telah melahirkan berbagai macam persoalan di Negara ini. Perkembangan penduduk di Indonesia menyebabkan banyaknya konflik, dimana inti dari permasalahan itu adalah kuantitas yang terus bertambah yang tidak diikuti oleh sumber daya manusia yang mendukung. Hal ini menyangkut aspek ekonomi politik sosial bahkan budaya. Dari segi aspek sosial, menurut persepsi saya, setelah mendengar dan menyaksikan dari berita, browsing di internet, dan membaca dari surat kabar atau Koran harian, ternyata aspek sosia lah yang paling besar mendapatkan dampak dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin meledak. Hal ini di sebabkan oleh pesatnya pertumbuhan penduduk tanpa di ikuti dengan kualitas dan kuntitas yang di miliki oleh sumber daya manusia. Berikut sebuah pernyataan yang saya baca dari Koran harian seputar Indonesia tentang masalah KB, “dengan klinik kesejahteraan keluarga, pelayanan yang diberikan bukan hanya pelayanan kontrasepsi melainkan juga konsultasi menyangkut seluruh masalah dasar ibu, anak, gizi, dan terutama tentang pentingnya program KB dan dampak ledakan penduduk”. Dari kutipan tersebut kita dapat melihat betapa sesungguhnya dampak dari pertumbuhan penduduk yang semakin luar biasa akan menimbulkan banyak sekali konflik dalam ranah kehidupan sosial, seperti kendala yang dihadapi oleh badan kesejahteraan keluarga berencana (BKKBN) tersebut. Bukan hanya itu saja pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial juga menyebabkan terjadinya migrasi penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.


Hubungan Masyarakat Terhadap Perkembangan Sosial
Pengaruh masyarakat terhadap perkembangan sosial ditekankan terhadap pengaruh kelompok sosial, dan yang pertama dihadapi manusia adalah keluarga. Keluarga berperan sebagai tempat manusia berkembang sebagai manusia sosial. Selain itu keadaan sosial ekonomi keluarga juga dapat berperan terhadap perkembangan anak-anak.

Berdasarkan hail eksperimen bahwa pengaruh latar belakang sosial ekonomi yang paling menguntungkan bagi perkembangan sosial anak ialah status ekonomi yang menengah, kecuali bahwa terdapat kemungkinannya bahwa dalam hal tu agak lambat dalam menyesuaikan diri. Faktor lain yang mempengaruhi adalah keutuhan keluarga selain itu status anak, sikap dan kebiasaan orang tua juga mempengaruhi.

Mengenai peranan sekolah dalam perkembangan sosial lebih sulit diadakan secara terperinci seperti yang ada pada keluarga. Jelaslah kiranya bahwa pengaruh sekolah terhadap perkembangan sosial anak cukup besar. Selain itu peranan lingkunganpun juga mempengaruhi perkembangan sosial.


Hubungan Kebudayaan terhadap Perkembangan Sosial
Dinamika sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan factor apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.